Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Institute of Research and Community Outreach
Radio meski tak terlihat dan ditonton langsung oleh khalayak seperti karya-karya jurnalis di televisi, suara (audio) mereka yang didengar para pendengar justru lebih imajinatif di benak publik. Suara memiliki kekuatan misterius, masuk ke alam pikiran dan bisa menggerakkan nurani. Penggambaran suasana atau dalam radio disebut ambience, memiliki news value yang tinggi. Pendengar bisa langsung menghidupkan imajinasi seolah berada pada situasi nyata di lokasi tempat kejadian. Di sisi lain, teknologi mengubah siaran radio dengan melalui streaming audio dan video baik berbasis web maupun aplikasi. Inovasi ini memberikan penyiar bisa memantau situasi lalu lintas melalui komputer dan membaginya ke khalayak pendengar. Buku ini terdiri dari enam bab. Bab pertama menggambarkan sejarah dan perkembangan radio, perkembangan regulasi pemerintah terhadap radio, radio sebagai ilmu dan alat komunikasi dengan teori-teori yang berhubungan dengan fungsi radio, baik sebagai alat komunikasi maupun alat informasi. Bab dua dan tiga menggambarkan informasi seputar sejarah perkembangan radio di Indonesia baik dari sisi politik, ekonomi dan budaya. Bab empat menghubungkan informasi radio di Indonesia dengan sejarah dan perkembangan radio di berbagai negara di dunia. Asumsi awal adalah karena perkembangan radio di tanah air selaras dan berjalan paralel dengan situasi di negara-negara lain. Bab lima menggambarkan perkembangan jurnalisme radio dan diakhiri dengan kajian dinamika radio dalam merespon teknologi digital pada Bab enam. Gabungan dari beberapa Bab ini diharapkan bisa menggambarkan radio dan jurnalisme dari berbagai sisi baik dari sisi konseptual, sejarah, perbandingan, manajemen, maupun dimensi praktik. Latarbelakang profesi penulis yang berwarna baik sebagai pengajar di kampus, pengamat dan praktisi media sekaligus akademisi radio memungkinkan adanya keberagaman isi buku.